SEMESTER I

Rabu, 18 Maret 2015

WAWASAN NUSANTARA (INISIASI 2)

Yth. Sdr/i Mhs/i, 

pada inisiasi 2 (dua) ini, kita akan mempelajari tentang MODUL 2 pada BMP Pendidikan Kewarganegaraan yaitu tentang Wawasan Nusantara yang akan memberikan pemahaman tentang bagaimana cara pandang Bangsa Indonesia dalam melihat diri dan lingkungannya berdasarkan falsafah, idiologi pancasila dan UUD 1945. 

Urgensi dari materi ini adalah dalam upaya untuk mencintai dan meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Selamat mengkaji!
Salam, tutor!
INISIASI 2 
Wawasan Nusantara
Wasantara tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia, berangkat dari :
1.       pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang rawan perpecahan,
2.       keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia yang berupa kepulauan dan berada di tengah-tengah dunia (posisi silang) untuk kejayaan bangsa dan negara.
3.       Pandangan tersebut berkaitan dengan konsep geopolitik dan geostrategi yang perlu mendapat pengakuan internasional.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia memperjuangkan dalam forum hukum laut internasional maupun menjadikan perjanjian dengan negara-negara tetangga mengenai batas wilayah. Baru pada tahun 1982, konvensi Hukum Laut menerima asas negara kepulauan atau asas nusantara diterima sebagai hukum internasional, dan bersamaan dengan itu pula ditetapkan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di lautan bebas atau ZEE. Hasil konvensi ini disahkan pada bulan Agustus 1983 di New York.

A. MENGENALI GEOGRAFI, GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI BANGSA INDONESIA
A1. MENGENALI GEOGRAFI
Kondisi geografis dan kedudukan geografis dalam kaitannya dengan percaturan dunia serta kebijakan-kebijakan dalam pemanfaatan kondisi dan kedudukan geografi turut menentukan dalam pembentukan wawasan nasional.
Kepulauan Nusantara merupakan kepulauan terbesar di dunia. Bentuknya memanjang di sekitar katulistiwa. Negara kepulauan yang luas dan jumlah penduduk yang besar (ke-4 dunia) kalau kita rinci karakteristik geografi dan penduduknya adalah sebagai berikut.
a. Panjang wilayah 1/8 katulistiwa (1/8 X 40.000 km).
b. Jarak terjauh Utara-Selatan 1.118 km dan jarak terjauh Timur-Barat 5.110 km.
c. Dilalui oleh garis Katulistiwa, berada di antara 6° Lintang Utara – 11o Lintang Selatan; 95° Bujur Timur – 141° Bujur Timur.
d. Berada di antara dua buah benua Asia - Australia; dan di antara dua buah samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
e. Terdiri dari 17.508 buah pulau besar dan kecil.
f. Luas daratan ± 1,9 juta km dan luas perairan 2/3 dari seluruh wilayah.
g. Indonesia bagian Barat dominan daratan daripada perairan, sedangkan Indonesia bagian Timur lebih dominan perairan daripada daratan.
h. Pada umumnya tanahnya subur, kecuali di beberapa tempat di Kalimantan dan Irian.
i. Bumi mengandung kekayaan alam (mineral) yang potensial. Dari 11 mineral terpenting di dunia, 7 jenis terdapat di Indonesia.
j. Penduduk yang cukup besar menduduki urutan ke-4 di dunia. Namun, dari jumlah penduduk yang besar tersebut penyebarannya tidak merata. Daerah Jawa, Madura, Bali dan Lombok (JAMBAL) dikategorikan sebagai daerah terpadat, sedangkan daerah lainnya masih jarang penduduknya.
Kondisi geografi berupa kepulauan yang luas dan panjang dengan penduduk yang majemuk (ratusan suku bangsa yang berbicara dalam 746 bahasa daerah (12% dari jumlah bahasa di dunia) memang sulit dipersatukan.

A2. mengenali GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
Kebijakan dan pelaksanaan dalam memanfaatkan keuntungan letak geografi yang strategis berkaitan dengan geopolitik dan geostrategi bangsa Indonesia. geopolitik ini mengandung pengertian kebijakan politik yang mengaitkan pengaruh letak geografi bumi yang menjadi wilayah (ruang hidup) manusia yang tinggal di atas permukaan bumi. Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor- faktor geografis wilayah negara untuk mencapai tujuan nasional. Artinya, geopolitik adalah kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut. Sedangkan geostrategi ialah kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan-tujuan dan sarana-sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis negara.Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan Pancasila sehingga tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.
Pada geostrategis, keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh terhadap segenap kehidupan bangsa. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat menguntungkan, tetapi juga mengundang berbagai bentuk ancaman. Analisis posisi silang negara Indonesia itu tidak hanya mengenai segi fisik-geografisnya saja, melainkan mengenai aspek-aspek kehidupan sosial, yaitu:
a) demografi (kependudukan) antara daerah yang berpenduduk padat di utara dan daerah yang berpenduduk jarang di selatan;
b) ideologi antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan;
c) politik antara demokrasi rakyat di utara (Asia Daratan bagian utara) dan demokrasi parlementer di selatan;
d) ekonomi antara sistem ekonomi terpusat di utara dan sistem ekonomi liberal di selatan;
e) sosial antara komunisme atau sosialisme (komune) di utara dan individualisme di selatan;
f) budaya antara kebudayaan Timur di utara (Budha/Kong Hu Chu) dan kebudayaan Barat di selatan;
g) hankam antara sistem pertahanan kontinental (kekuatan di darat) di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Posisi silang dengan segala akibatnya, memaksa bansga Indonesia memilih strategi turut serta mengatur lalu lintas kekuatan-kekuatan atau pengaruh tersebut dengan ikut berperan sebagai subjek dengan mengendalikan, dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan tersebut untuk kepentingan nasional. Alternatif kedua menuntut kemampuan bangsa Indonesia menciptakan kekuatan sentrifugal artinya lalu lintas kekuatan-kekuatan yang melewati Nusantara harus mampu dikelola, dikendalikan dan dimanfaatkan memberikan sinergi pada kekuatan bangsa dalam pembangunan nasional. Pengaruh-pengaruh buruk akibat posisi silang harus dapat diatasi dengan membangun Tannas bangsa Indonesia
Terakhir diperbaharui: Jumat,
Last modified: Tuesday, 9 September 2014, 2:07 PM

Diskusi 2
Kebudayaan Bahari Belum Jadi Politik Tata Ruang
Politik kebijakan penataan ruang di Indonesia belum mempertimbangkan aspek kebudayaan bahari. Hal ini berdampak pada meluasnya banjir, kerusakan lingkungan, dan kemiskinan di kota-kota pantai Indonesia.. Menurut Iman Sunario, Ketua Yayasan Suluh Nuswantara Bakti yang juga arsitek ahli perkotaan Jakarta, memiliki 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta. Potensi besar yang seharusnya dapat menjadi solusi perkembangan transportasi air dan pariwisata. "Minimnya wawasan kelautan telah menjadikan potensi itu berbalik menjadi ancaman berupa banjir, kemacetan, dan kemiskinan yang urung teratasi," kata Iman. Berdasarkan data pemantauan 13 sungai oleh BPLHD DKI Jakarta pada September 2012 diketahui ada 82,6 persen dari 67 titik pemantauan berstatus tercemar berat, 10,1 persen tercemar sedang, 7,2 persen tercemar ringan, dan 0 persen kondisi baik. Pada kondisi demikian, pesisir Teluk Jakarta ditandai pula dengan kemiskinan dan kerusakan lingkungan yang parah. Sebagai kota pantai, Jakarta barometer pembangunan Indonesia. "Jika kondisi sosial dan lingkungan di Teluk Jakarta, yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari Istana Negara, sudah rusak parah, bagaimana kita dapat berharap banyak dengan pembangunan kota-kota pantai di timur Indonesia? Atau bahkan di pulau-pulau terdepan," kata Iman. Untuk menggali dan mengungkap modal budaya bahari dalam pembangunan Indonesia ke depan, Yayasan Suluh Nuswantara Bakti akan menyelenggarakan sebelas serial diskusi bulanan. Pada Sabtu, 8 Maret 2014, berlangsung serial diskusi keenam dengan tema "Ekspresi Budaya dalam Komunikasi Masyarakat Maritim". Sebagai pembicara Prof Dr Edi Sedyawati; Prof Dr Yasraf Amir Piliang; dan Prof Eko Budihardjo, MSc. "Dalam budaya luhur kebaharian Indonesia, sungai dan sumber daya alam adalah milik komunal, bukan individual. Karena itu, membiarkan sungai kotor, hutan gundul, dan laut dikaveling-kaveling bukanlah adab pembangunan yang mencerminkan kebudayaan Indonesia," kata Iman (diunduh dari www.tempointeraktif.com )
Diskusikan:
1. Apakah wawasan nusantara masih diperlukan untuk pembangunan Indonesia ke depan?
2. Apa signifikansi wawasan nusantara bagi pembangunan Indonesia di era pemerintahan Jokowi-JK?
3. Apa hubungan wawasan nusantara dengan ketahanan nasional?
4. Apa rekomendasi Bapak/Ibu/Sdr/i agar nilai-nilai wawasan nusantara dapat terefleksikan dalam pembangunan nasional Indonesia?
5. Berikan 1 contoh implementasi nilai wawasan nusantara yang terefleksikan dalam pembangunan nasional Indonesia, untuk saat ini!
Selamat berdiskusi!
Salam sukses!
FRW
Diskusikan:
RE: DISKUSI 2 MASA 2014.2
by me 021617803 - Thursday, 12 March 2015, 4:01 PM

1. Wawasan Nusantara atau Wasantara masih diperlukan untuk pembangunan Indonesia kedepan, karena Wasantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa,dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia yang berangkat dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang rawan perpecahan serta keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia yang berupa kepulauan dan berada pada posisi silang atau di tengah - tengah dunia, berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang dasar 1945. Sehingga dengan demikian pembangunan Indonesia kedepan haruslah bisa lebih merata dan menyeluruh disetiap aspek kehidupan bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman, sehingga tujuan nasional dapat tercapai.
2. Signifikasi Wawasan Nusantara bagi pembangunan Indonesia di era pemerintahan Jokowi-Jk sangatlah penting mengingat semakin berkembangnya jaman maka semakin kompleks pula permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan Jokowi-Jk guna mencapai tujuan nasional. Semakin banyak pengaruh - pengaruh buruk yang masuk serta semakin terkikisnya nilai - nilai budaya, maka Wawasan Nusantara sangatlah dibutuhkan dalam mencapai keberhasilan program kerjanya supaya rakyat tetap bersatu dan merasa aman serta sejahtera. 
3. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan nasional adalah Wasantara merupakan pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia, kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan Wasantara akan terwujud dalam terselenggarakannya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai denga tuntutan jaman. Ketahanan nasional akan meningkat jika pembangunan juga meningkat selama dalam koridor Wasantara. Bangsa Indonesia dengan keanekaragamannya yang menjadi identitas bagi bangsa Indonesia memerlukan pemahaman atas Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta sebagai pemersatu keragaman tersebut.
4. Agar nilai - nilai Wawasan Nusantara dapat terefleksikan dalam pembangunan nasional Indonesia maka Wasantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara. Implementasi atau penerapan Wasantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Dengan demikian dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara haruslah berlandaskan Wawasan Nusantara baik dibidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan. Serta perlu dilakukan pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat baik melalui dialog, media, edukasi, komunikasi serta keteladanan
5. Contoh implementasi nilai Wawasan Nusantara yang terefleksi dalam pembangunan nasional Indonesia pada saat ini adalah  dibidang kelautan dan perikanan mengingat Indonesia merupakan negara maritim yang 2/3 bagiannya adalah laut, Presiden Jokowi-Jk mempunyai 4 program diantaranya
- Mengatasi pasar gelap tuna dan pemanfaatan Zona Ekonomi Eksklusif oleh negara lain
- Mengatasi penagkapan ikan secara ilegal.
- Perluasan budidaya perikanan dan kelautan
- Program padat karya di sektor maritim.
Yang jika keempat program tersebut sukses dan semua pihak ikut berpartisipasi maka pembangunan nasional akan semakin meningkat dengan demikian akan semakin kuat pula ketahanan nasional dan semua ini untuk kesejahteraan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar